Kamis, 12 Juli 2012

Sekilas Novel: "ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH"

Bagaimana rasanya diasingkan gara-gara Anda miskin? Bagaimanakah pilunya hati Anda dilarang bermain, bersantai, menikmati hidup hanya karena Anda tak punya uang? Bagaimana rasanya bila Anda (terpaksa) hanya kuasa berdiri di balik pagar tinggi, memegangnya, dengan (hanya) tatapan mata menembus ragam keindahan fasilitas hidup di balik sana, lantaran Anda miskin?


Dari balik mata bening tak berdoasanya, bocah itu tak kunjung mengerti mengapa ia dilarang bersekolah, bermain, bersahabat, dan bergembira ria seperti bocah-bocah sebayanya di kejauhan sana. Sepasang matanya hanya mampu berkedip murni, bibirnya berkecap-kecap penuh goda, tangannya mencengkeram pagar tinggi...


Novel “Orang Miskin Dilarang Sekolah” merupakan novel yang sangat bagus untuk dibaca, apalagi di dalamnya terdapat kata-kata mutiara yang bisa mengispirasi kehidupan kita. Novel ini memiliki manfaat yang penting terutama dari segi kapedulian dan persahabatan yang membuat kita mau untuk berubah manjadi lebih baik.



Novel “Orang Miskin Dilarang Sekolah” ini berceritakan tenteng seorang anak bernama Faisal yang memiliki tiga sahabat yang disebut anak-anak alam. Faisal adalah seorang murid kelas tiga SD di sekolah dasar Kartini sedangkan ketiga sahabatnya yang sudah memiliki umur yang sama dengan Faisal belum juga sekoah. Suatu hari Faisal membujuk ketiga sahabatanya untuk bersekolah, namun Yudi, Pepeng, dan Pambudi menolak karena mereka merasa masih harus mambantu orang tua mereka bekerja di Gedong sapi Yok Bek . Mendengar jawaban mereka, Faisal tidak putus asa untuk membujuk ketiga sahabatnya bersekolah karena dengan bersekolah lah dapat mengangkat derajat mereka dari kemiskinan. Setelah beberapa hari kemudian Faisal kembali membujuk mereka namun mengunakan taktik yang berbeda, setelah mendengar penjelasan Faisal yang panjang lebar batin mereka pun terbukan. Mereka percaya bahwa Faisal tidak mungkin membohongi mereka, setelah itu Yudi, Pepeng, Pambudi membujuk orang tuanya agar mereka disekolahkan. Namun orang tua dari ketiga anak tersebut tidak mengizinkan mereka karena sekolah hanya akan menghabiskan uang mereka dan juga tidak jelas masa depanya. Mendengar penjelasan orang tua mereka tidak membuat mereka putus asa. Apa yang akan terjadi selanjutnya ? apakah orang tua mereka mengizinkan mereka bersekolah atau tidak ? Akankah mereka bisa bersekolah ? dengan membaca novel “Orang Miskin Dilarang Sekolah” kita bisa mengetahui perjuangan ketiga anak-anak alam tersebut dan indahnya persahabatan diantara mereka.




Novel ini memiliki tema yang menarik dan sangat kreatif, sehingga membuat kita bertanya-tanya apakah benar orang miskin dilarang sekolah ?. sudut pandang pada novel ini seolah-olah membuat kita yang mengalami dan marasakan peristiwa disetiap kejadiannya. Dengan alur sorot balik pada novel ini membuat kita lebih memahami isi novel ini. Sifat yang dimiliki tokoh utama sangat bagus, karena ia memiliki kepedulian terhadap teman-temanya yang ingin bersekolah. Pengambaran latar sangat sesuai seolah-olah kita sedang berada di tempat tersebut. Gaya bahasa yang digunakan sangat lugas dan menarik. Dan juga novel ini memiliki fisik buku yang bagus serta ilustrasi gambar halam depanya sangat menarik untuk dilihat. Namun di dalam novel ini ada beberapa kata-kata yang kurang bisa dimengerti sehingga seikit sulit memahami kalimatnya. 

Tapi sayangnya dalam novel semua yang diceritakan hanya sampai perjuangan ketiga anak miskin tersebut saat masuk kelas satu dan kenaikan ke kelas dua, tidak ada akhirnya yang menandakan bahwa mereka akhirnya berhasil ataukah memang tidak dapat lulus sampai kejenjang berikutnya. Dan menurut saya, tidak ada hubungan dengan judulnya "ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH". Karena ternyata anak miskin malah mendapatkan dukungan dari kepala sekolah, guru, juga teman-teman lainnya, jadi tidak ada yang melarang. Lingkungan pun mendukung dengan adanya pekerjaan yang dapat mencukupi untuk membiayai sekolah. Lalu di manakah kesan bahwa "ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH"?

Saya rasa judulnya terlalu berlebihan karena memang dari dulu tidak pernah ada hal seperti itu, malah biasanya mereka akan dibantu oleh sekolah jika tidak dapat membayar uang sekolah.
Judul menarik tapi sayang cerita di dalamnya kurang menyentuh hati di mana letak larangan sesuai dengan judul tersebut. Pandangan saya pada awal sebelum saya membaca Novel ini, saya berpandangan bahwa anak-anak dari keluarga miskin ini sangat ingin bersekolah tapi mereka tidak bisa, walaupun mereka sudah berusaha tapi ternyata sekolah-sekolah pun tidak mau menerima mereka, guru-guru tidak ada yang suka pada mereka, dan tantangan yang banyak saat mereka ingin masuk sekolah. Tapi ternyata tidak! Malah mereka sangat diterima saat akan masuk sekolah dan dalam membiayai sekolah pun mereka mendapat pekerjaan yang sangat membantu mereka untuk bersekolah. Dan hanya diceritakan dari mau masuk kelas satu sampai naik kelas ke kelas 2 dan itu masih pada jenjang Sekolah Dasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar