Sabtu, 11 Agustus 2012

4 Kompetensi Dasar Guru'


Seorang guru harus memiliki 4 Kompetensi Dasar yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.(LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2007)
1. Kompetensi Profesional
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya. Artinya pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Profesional menunjuk pada dua hal, yaitu (1) orang yang menyandang profesi, (2) penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya (seperti misalnya dokter).
Makmum (1996: 82) menyatakan bahwa teacher performance diartikan kinerja guru atau hasil kerja atau penampilan kerja. Secara konseptual dan umum penampilan kerja guru itu mencakup aspekaspek; (1) kemampuan profesional, (2) kemampuan sosial, dan (3) kemampuan personal.
Johnson (dalam Sanusi, 1991:36) menyatakan bahwa standar umum itu sering dijabarkan sebagai berikut; (1) kemampuan profesional mencakup, (a) penguasaan materi pelajaran, (b) penguasaan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, dan (c) penguasaan proses-proses pendidikan. (2) kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu  membawakan tugasnya sebagai guru. (3) kemampuan personal (pribadi) yang beraspek afektif mencakup, (a) penampilan sikap positif terhadap keseluruhan tugas sebagai guru, (b) pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, dan (c) penampilan untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan keteladanan bagi peserta didik.

Jumat, 13 Juli 2012

Sekelumit Novel; "Pertemuan Dua Hati"


Sesuai dengan karakteristik pada periode 80-an. Karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial. Seperti pada novel pertemuan dua hati ini yang mengangkat kisah seorang guru yang mempunyai prinsip untuk selalu menjunjung tinggi pekerjaan sebagai seorang guru menjadi pekerjaan yang patut untuk di teladani. Bu Suci disini diceritakan memberi kontribusi yang berarti bagi anak muridnya untuk selalu membimbing mereka ke jalan yang semestinya.

Kamis, 12 Juli 2012

Sekilas Novel: "ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH"

Bagaimana rasanya diasingkan gara-gara Anda miskin? Bagaimanakah pilunya hati Anda dilarang bermain, bersantai, menikmati hidup hanya karena Anda tak punya uang? Bagaimana rasanya bila Anda (terpaksa) hanya kuasa berdiri di balik pagar tinggi, memegangnya, dengan (hanya) tatapan mata menembus ragam keindahan fasilitas hidup di balik sana, lantaran Anda miskin?


Dari balik mata bening tak berdoasanya, bocah itu tak kunjung mengerti mengapa ia dilarang bersekolah, bermain, bersahabat, dan bergembira ria seperti bocah-bocah sebayanya di kejauhan sana. Sepasang matanya hanya mampu berkedip murni, bibirnya berkecap-kecap penuh goda, tangannya mencengkeram pagar tinggi...

Rabu, 11 Juli 2012

"Tentang Puisi"


Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποι (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawaa orang lain kedalam keaadaan hatinya.

Minggu, 08 Juli 2012

SASTRA DAN BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA


Sebuah karya mesti dinilai dari ukuran-ukuran estetik terlebih dahulu baru kemudian dinilai dengan ukuran yang lain. Isu apa saja yang muncul dalam kehidupan sosial, politik, budaya dan agama, dapat dijadikan titik tolak penciptaan, sebagaimana ia dapat juga diangkat menjadi bahan verbal penulisan sastra.
Begitupun sebuah Karya sastra bisa dipengaruhi oleh lingkungan sosial-kultur masyarakat yang melingkungi proses penciptaan karya sastra itu sendiri. Dalam kedudukan ini sastra memiliki kesanggupan untuk menjadi saksi sekaligus perekam jalannya perubahan zaman, seperti “Siti Nurbaya” dan “Burung-burung Rantau”. Begitu pula sebaliknya, karya sastra bisa mempengaruhi “alam rasa” dan “alam pikir” masyarakat, sekaligus sanggup membawa perubahan dalam “prilaku-budaya” bagi masyarakat pembacanya.
Sastra sebenarnya merupakan bagian dari budaya masyarakat. Terdapat hubungan yang sangat erat dan timbal balik di antara keduanya. Perkembangan kesastraan sangat dipengaruhi oleh perkembangan suatu masyarakat di mana karya sastra itu dilahirkan. Begitu pula sebaliknya, dalam batas-batas tertentu suatu karya sastra dapat mempengaruhi perkembangan budaya masyarakatnya.

Selasa, 26 Juni 2012

“Suatu Keharusan Mengapa Guru Menulis”


Kehidupan masyarakat di era globalisasi informasi sekarang ini menuntut kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, baik secara reseptif maupun secara produktif, baik menerima maupun menuangkan ide serta pikirannya secara cepat dan tepat, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam kehidupan masyarakat seperti ini, komunikasi merupakan salah satu kunci kehidupan yang harus dikuasai karena dengan penguasaan kemampuan berkomunikasi ini orang akan lebih mudah dalam menerima dan mengirim berbagai informasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik seperti itu, diperlukan penguasaan penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi.

Senin, 23 April 2012

Sejarah dan Novel Sejarah


Karya sastra sebagai symbol verbal mempunyai tiga peranan utama, yaitu (1) sebagai cara pemahaman (mode  of comprehension), (2) cara perhubungan (mode of communication), (3) cara penciptaan (mode of creation). (Dalam karya sastra yang menjadikan peristiwa sejarah sebagai bahan, ketiga peranan symbol itu dapat menjadi satu. Perbedaan masing-masing hanya dalam kadar campur tangan dan motivasi pengarangnya. Lihat Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat. Hal. 127-136.)

Lebih Dekat dengan Goenawan Mohamad "Dari Pantun hingga Don Quixote"


Sajak-sajak Goenawan Mohamad kental akan kehendak untuk bercerita. Ia
menjelajah segala bentuk kreativitas poetica, mulai teknik berpantun
hingga isi tematik dari hikayat Don Quixote

"Pelatihan bagi guru; sebuah upaya meningkatkan kompetensi"


Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, seorang guru diharapkan memiliki empat kompetensi yang memadai, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Dengan penguasaan keempat kompetensi itu diharapan para guru dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya secara profesional. Namun, kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum menampakkan keprofesionalannya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban itu. Hal itu di antaranya disebabkan oleh lemahnya kompetensi pedagogik dan kompetensi preofesional yang dimilikinya. Sehubungan dengan hal itu dapat dikemukakan ilustrasi sebagai berikut.
Kehidupan masyarakat di era globalisasi informasi sekarang ini menuntut kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, baik secara reseptif maupun secara produktif, baik menerima maupun menuangkan ide serta pikirannya secara cepat dan tepat, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam kehidupan masyarakat seperti ini, komunikasi merupakan salah satu kunci kehidupan yang harus dikuasai karena dengan penguasaan kemampuan berkomunikasi ini orang akan lebih mudah dalam menerima dan mengirim berbagai informasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik seperti itu, diperlukan penguasaan penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi.

Perlunya Pengembangan Kurikulum Sekolah Dalam Kebijakan Sistem Pendidikan di era Otonomi Daerah


Dalam menjalankan MBS, sekolah memiliki otorita dalam mengelola pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Sekolah diberi kewenangan untuk mengelola input pendidikan, melaksanakan proses pembelajaran, dan melakukan evaluasi hasil pendidikan. Namun, dalam beberapa hal pemerintah daerah harus melakukan pengawasan secara ketat untuk memberikan jaminan kualitas layanan yang diberikan sekolah kepada peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan suatu mekanisme sistem kontrol yang akurat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Sistem kontrol itu, bukan penyeragaman buku laporan pendidikan atau melakukan Ulangan Umum Bersama melainkan menciptakan suatu mekanisme yang sahih.